Tuesday 28 July 2015

Apa keuntungan memelihara kelinci jika dibandingkan dengan kucing?



Dalam artikel yang saya buat berikut, apa yang kami utarakan adalah sesuai dengan sudut pandang pecinta kelinci atau komunitas hobi kelinci. Tentu saja pendapat kami dalam artikel berikut bisa berbeda dengan pendapat pecinta kelinci. Walaupun Begitu, pendapat-pendapat yang kami utarakan dibawah ini masih sesuai dengan logika dan realitas yang ada dan bukan hanya sekedar omong kosong belaka!

Yang Pertama yang membuat kami memilih kelinci sebagai hewan peliharaan adalah karena jika di bandingkan dengan kucing, adalah karena kelinci tidak mengeluarkan suara seperti kucing yang selalu meaw-meow. Bagi pecinta kucing mungkin tidak masalah, namun bagi saya yang juga pernah punya kucing banyak selama masih tinggal dikampung, bunyi meaw meow ini membuat saya bising dan sangat mengganggu terutama jika saat lapar dan berkelahi. Seringkali tengah malam harus bangun jika ada kucing yang bertengkar. Sangat berbanding terbalik dengan kelinci, yang hampir tidak pernah mengeluarkan suara dari mulutnya walaupun mereka dalam keadaan lapar.

Oke oke, mungkin bagi anda kok bisa sih memelihara hewan kok sampai dibiarin kelaparan? tentu jika anda mempunyai tanggapan seperti ini, anda mungkin belum pernah memelihara hewan. Memelihara hewan apapun pasti akan terjadi keadaan dimana kita telat memberi makan, ataupun kita anggap jadwal makan sudah kita laksanan namun hewan kita masih minta makan. Rasa lapar ini sangat lumrah bagi hewan, dan sama halnya dengan manusia. Dan tanggapan seperti ini juga tidak akurat, karena walaupun tidak lapar, kadang kucing memang suka meaw meow untuk cari perhatian dan sebagainya dan sebagainya karena memang inilah habitat kucing.

Yang Ke Dua, Khusus untuk jenis hias, makanan kelinci tidak semahal makanan kucing. Bahkan teman saya ada yang pernah curhat bisa habis sampai jutaan hanya untuk membeli makanan kucing. Bahkan pengalaman teman saya yang memelihara kucing persia, kita coba beri makan ikanpun mereka tidak mau memakannya. Bagaimana dengan kelinci? Makanan kelinci Hias yang paling mahal adalah jenis pelet merk terkenal seperti Nova. Dan tentu saja masih banyak jenis pelet yang lebih murah lagi yang bisa digunakan dibawah harga Nova. Dan harga kualitas pelet yang bagus seperti nova ini juga masih sangat murah jika dibandingkan kualitas pakan terbaik untuk kucing.

Dan lagi, jika ketika anda memelihara kelinci dan anda merasa tidak ada uang untuk membeli pakan pelet anda bisa mencari rumput terutama yang jenis rumput berdaun lebar atau jenis daun hijauan seperti kangkung, sawi, daun lamtoro, daun luntas dan sebagainya yang dapat anda temukan dengan mudah dilingkungan anda secara gratis, pasti kelinci akan dengan lahap memakannya. Kebanyakan kelinci walaupun jenis hias tidak akan sulit atau rewel memakan hijauan ini, karena memang habitat asli kelinci adalah pakan hijauan. Bahkan bisa dibilang kelinci akan lebih suka makan hijauan ketimbang makan makanan pelet jika harus disuruh memilih.

Yang ke Tiga adalah segi perawatan. Saya tidak akan mengulas untuk jenis yang lokal (tidak hias) karena sama-sama tidak wajib memerlukan perawatan khusus. Untuk Jenis Hias pada kucing: Banyak yang berbagi pengalaman bahwa kadang seminggu atau 2 minggu sekali kucing mereka perlu dibawa ke salon untuk mengcreambath kucing kesayangan mereka supaya buluya tetap halus dan terjaga kesehatannya. Pada kelinci, dari pengalaman beberapa breeder yang sudah sering ikut show biasanya mereka juga membawa ke salon sebelum di ajak kontes. Namun untuk perawatan sehari-hari jika tidak akan di ikutkan kontes kita cukup hanya menyisir bulunya setiap hari supaya bulunya bisa tampil selalu indah dan memotong kukunya jika diperlukan. Biasanya jenis kelinci yang perlu disisir setiap hari adalah jenis anggora atau fuzzlop yang nota bene mempunyai bulu yang panjang.

Perbedaan keduanya sebenarnya bisa dilihat dari rasio membawanya ke salon, pada kelinci kita tidak perlu sering-sering membawa ke salon, kecuali pada saat tertentu seperti saat ingin mengikuti kontes. Karena dengan perawatan ala kadarnya seperti mensisir bulunya kelincipun sudah bisa terlihat bagus. Bagaimana jika sering-sering kita bawa kesalon? jika anda terlalu sering membawanya ke salon hal itu akan berdampak bagi kesehatannya, karena kelinci sangat rentan kesehatannya jika sedang basah kuyup apalagi dalam keadaan yang sedang tidak Fit. Kebersihan dan kebagusan kualitas kelinci akan terjaga jika kandang anda selalu bersih, dengan sendirinya kualitas bulu juga bisa bagus. Dan banyak para breeder yang hanya memberi pelet bagus seperti nova tadi untuk kualitas kelinci yang akan diikutkan kontes.

Yang ke Empat adalah kotorannya. Sama-sama hewan mamalia namun bau kotorannya bisa saya katakan sangat berbeda. Untuk BABnya, Kotoran kelinci tidak berbeda dengan kotoran kambing, bulat-bulat keras dan bagi saya sendiri saya tidak merasa jijik bahkan jika harus saya pegang dengan menggunakan tangan telanjang. Sedangkan pada kucing,  kotorannya bentuknya hampir sama dengan manusia dan baunya juga minta ampun. Apakah anda berani pegang dengan tangan telanjang? kalau saya tidak. Bedanya untuk kucing hias bisa di akal dengan menggunakan pasir jika di kandang. Namun bagaimana jika diluar kandang sedangkan di lingkungan kota sudah sangat sulit di temukan tanah yang tidak dipasangi paving atau ubin? ya ini juga jadi masalah. Untuk Kencingnya secara umum banyak yang bilang bahwa kepunyaan kelinci lebih berbau pesing. Sebenarnya ini terjadi karena jika kencing kelinci kita tampung diwadah tanpa ada pasirnya, hal yang sama akan terjadi jika tempat kotoran kucing juga tidak beri pasir.

Kalau pengalaman saya, supaya kelinci tidak berbau pesing, maka alas bawahnya harus langsung jatuh ke tanah. Untuk peternak skala besar yang sering saya lihat, alasnya berupa semen. Namun saya kurang cocok menggunakan metode ini jika saya memelihara hanya dalam skala kecil. Karena menurut pengalaman saya yang seringkali berkunjung ke peternak besar, kandang yang beralaskan semen tampilannya jadi terlihat kotor karena banyak bekas-bekas kotoran dan kecing kelinci yang melekat pada semen dan kadang juga berlumut/berkerak.

Peternak besar memang sengaja mengumpulkan kencingnya untuk di jual kembali sebagai pupuk. Jadi jangan heran jika dipeternakan besar baunya lebih sering kita temukan berbau pesing. Untuk harga kencing kelinci ini juga lumayan mahal, yakni bisa berkisar 1000-1500/liter.

Alasan Ke Lima: Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, yakni kencing kelinci aja bisa laku. Maka memelihara kelinci sangat wajib kita lakukan jika ingin meningkatkan derajat perekonomian kita. Sebenarnya tidak hanya kecing, Kotoran BABnya pun juga laku di jual, dan bisa dihargai 4000-5000 perkarungnya. Tidak hanya Kotoran, dagingnya pun bisa kita jual apalagi jika ada pengepul, namun bagi anda yang ingin jual daging kelinci, saya tidak menyarankan anda untuk memelihara jenis hias. Kasihan juga kan unyu-unyu banget gitu masak di sembelih. Utamakan pilihlah pelihara jenis pedaging jika ingin berbudidaya untuk dijual dagingnya. Bagaimana dengan kotoran kucing? yah saya rasa saya tidak perlu menjawabnya karena memang tidak laku jika dijual.

Memelihara kelinci sangat kita perlukan karena selain bisa meningkatkan derajat perekonomian kita, kelinci juga bisa memberikan asupan gizi yang cukup untuk kita jika mengkonsumsi dagingnya. Supaya anda bisa memakan daging kelinci setiap minggunya, anda hanya membutuhkan 4 indukkan betina dan 1 indukkan jantan. Dengan perhitungan 4 indukkan betina akan melahirkan dalam 1 bulan,(masa bunting kelinci hanya 1 bulan) dan akan beranak 5-6 ekor.  Maka perbulan akan menghasilkan anakan 20-24 ekor. Umur Anakan jika sudah berumur 2 minggu bisa dikawingkan lagi. sehingga untuk pembibitan bisa dibilang 1,5 bulan sekali atau setahun 7kali. Sehingga perhitungannya dalam setahun kelinci akan menghasilkan 7x20-24 ekor = 140 -168 ekor. Sedangkan setahun hanya mempunyai 52x minggu. Di kurangi usia pembesarannya mungkin bisa pas seminggu sekali.

Bagaimana? Berminat memelihara kelinci? Yuk Gabung belajar berternak kelinci di fanspage kami https://www.facebook.com/peternakkelincidimalang

By: Ardya Rabbitry

No comments:

Post a Comment